Selasa, 26 Januari 2010

OPINI

Buletin PPNI RSUD Kraton Pekalongan Edisi 6 Tahun II, Januari 2010


 JIKA DIAM ITU EMAS, MAKA KRITIS ITU.....?

 Diam itu emas, diam itu merupakan sikap pengendalian emosi, selama ini kita lebih banyak diam. dan dari diam itu mungkin akan banyak menimbulkan masalah karena keteledoran dibiarkan begitu saja. Walaupun diam itu banyak manfaatnya, tidak semua diam itu emas, berdosalah orang-orang yang berilmu tetapi diam.
Lawan dari sikap diam adalah sikap kritis. Kritis berasal dari bahasa yunani " Kritikos" yaitu  mampu menilai. Awalnya kritis adalah upaya untuk mengelak dari kekhilafan, kekeliruan dan andai-andain yang salah. Namun dalam perkrmbangannya, kritis berubah menjadi kemahiran menggunakan akal untuk meneliti kekurangann dan kelemahan sesuatu, dan membuat pertimbangan yang wajar dengan menggunakan alasan dan bukti dalam hidup ini, adakalanya sesuatu itu benar menurut kita tetapi tidak menurut pendapat orang lain. Kita boleh mengkritik orang lain asal kita yakin bahwa kita benar, bukan karena kepantingan pribadi. dan kitapun harus sadar bahwa sikap kritis juga sepatutnya tidak saja ditujukan kepada orang lain melainkan juga kepada diri sendiri.
Kritis atau tidak ditentukan berbagai faktor antara lain :
  • Pertama adalah faktor ilmu, ilmu menentukan persepsi baik buruknya tentang sesuatu. Memeang jika ilmu seseorang kian bertambah ia akan semakin kritis dalam bersikap.
  • Faktor kedua adalah keyakinan. Siakap kritis ditumbuhkan oleh keyakinan yang dilandasi oleh keimanan.
  • Fakto ketiga adalah faktor keberanian. Sebenarnya semua orang bisa kritis saat jarinya terinjak, namun tanpa memiliki keberanian rasa sakit itu tidak akan di ekspresiakn kepermukaan. Jadi kekritisan itu ditentukan oleh sejauh mana ia berani mengatakan kebenaran tanpa melihat siapa yang dihadapinya. Keberanian tidak sama dengan nekat yang cenderung emosional, tampil meledak-ledak tanpa perhitungan. Dengan keberanian, kondisi apapun yang terjadi tidak akan menghalagi seseorang untuk mengatakan kebenaran. 
Siakap kritis sebanarnya bisa di bangun dengan pendidikan yang demokratis yang memberikan ruang bagi munculnya debat dan beda pendapat. Jika ruang ini ditutup maka orang berbeda pendapat akan disingkirkan dianggap akan menggangu " stsbilitas nasional", Padahal kita menyakini bahwa nada yang indah adalah hasil perpaduan berbagai perbedaan not yang dimainkan secara bersamaan.
Kritis itu ternyata tidak mengenal siapa yang dihadapi, namun untuk bersikap kritis kita harus memiliki etika. Tanpa menerapkan etika yang baik, kritik dan sara tidak akan menemuai sasaran, bahkan cendrung di curigai dan disalah pahami. Karena secara psikologis, kalau diserang, manusia akan balas menyerang atau setidaknya  akan berusaha membela diri dengan caranya masing-masing.
Yang terbaik, jadilah seperti cermin yang selalu menjadi gambaran dari siapapun yang ada di hadapannya. Cermin menampilkan objek apa adanya, hingga orang yang melihat bisa selamat karena mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Cermin tidak secara kasar menyatakan kebenaran tetapi cukup tegas menampilkan kebenaran. Cermin memberikan tamsil bagaimana bersiakp kritis dengan benar dan tidak sepatutnya kita diam, ketika kesalahan ataupun kekeliruan terjadi.
Yuk..... kita belajar untuk kritis....kritis terhadap profesi perawat dan keperawatan akan menghasilkan para perawat yang pastinya handal dan bisa dibanggakan..... bersama-sama kompak untuk berubah dan menjadi cermin yang baik...apapunkelebihan dan kekurangan yang ada pasti jika sama-sama dipadu akan menjadi harmoni kehidupan yang indah

Begitu indah ketika kebersamaan menjadi embun penyejuk ditengan harmoni kehidupan, bukan kebersamaan semu, namun kebersamaan sejati yang timbul dari simpul ikatan ideologis. Air matamu adalah air mataku, senyummu adalah senyumku, karena engkau adalah kekasihku. Kita adalah angsa-angsa kecil yang telah mengudara, dan takkan pernah membumi, sampai kemuliaan yang kita tuju dapat kita rengkuh. Saudaraku, kita telah memulai maka kita wajib mengakhiri, akhirilah semuanya dengan kemenangan !!! Mari..... bersama bersimpuh didepan pintu surga...(Ka.KomKep & Ka.PPNI )

0 komentar:

Posting Komentar